Mitos Tumbal Proyek. Cerita tentang proyek besar yang “minta tumbal manusia” sering beredar di masyarakat Indonesia, dan kerap dikaitkan dengan masa kolonial Belanda. Jembatan, rel kereta, hingga bangunan tua disebut2 berdiri di atas nyawa pekerja pribumi.
Namun, jika ditelusuri lebih dalam, kisah ini bukan fakta sejarah, melainkan kesalahpahaman linguistik yang berkembang jadi mitos seram.
Akar ceritanya diduga berasal dari instruksi insinyur Belanda yang menyuruh pekerja untuk “menggunakan kepala”maksudnya berpikir logis, teliti, dan cermat saat bekerja. Sayangnya, frasa ini diterjemahkan secara harfiah oleh sebagian pekerja sebagai “menggunakan kepala manusia”, yang kemudian dimaknai sebagai tumbal. Dari sinilah narasi horor mulai tumbuh dan diwariskan turun-temurun.
Dalam praktiknya, proyek kolonial memang keras dan eksploitatif, dengan kondisi kerja berat dan keselamatan minim. Banyak pekerja meninggal karena kecelakaan atau penyakit, tetapi bukan karena ritual tumbal. Tidak ada bukti arsip resmi yang menunjukkan praktik pengorbanan manusia sebagai syarat pembangunan oleh Belanda.
Hingga hari ini, mitos “tumbal proyek” masih hidup dan sering dikaitkan dengan pembangunan modern. Padahal, konstruksi masa kini bergantung pada teknologi, perhitungan teknik, dan standar keselamatan, bukan ritual mistis. Kisah ini menjadi pengingat bahwa cerita menyeramkan kadang lahir bukan dari fakta, melainkan dari salah paham bahasa yang dibiarkan tumbuh menjadi legenda.
Sumber Referensi:
– Arsip sejarah kolonial Hindia Belanda
– Sejarawan konstruksi & etnografi Jawa
– Diskusi linguistik tentang miskomunikasi kolonial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar