Minggu, 14 Desember 2025

Jin

APA ARTI JIN?

J-N-N  ج ن ن

Kata جَنٌّ (junn) pada dasarnya berarti menutupi atau menyembunyikan. Raghib mengatakan bahwa جَنٌّ (junn) bermakna menyembunyikan sesuatu dari suatu sisi.

Dalam 6:77: “Ketika kegelapan malam menutupinya, ia melihat sebuah bintang”
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأىٰ كَوْكَبًا

Ungkapan قَدْ جَنَّ عَنْكَ (qad janna ‘anka) berarti sesuatu yang tersembunyi dari pandanganmu.

جَنَنٌ (janan) berarti kuburan, karena ia menyembunyikan mayat atau jasad. Kata ini juga dapat bermakna jenazah dan kafan.

جَنِينٌ (janeen), jamaknya أَجِنَّةٌ, digunakan dalam 53:32 dan berarti janin.

جُنَّةٌ (junnah) adalah alat untuk mempertahankan diri, atau segala sesuatu yang menjadi pelindung atau penutup.
جُنَّةٌ (junnah) dan مِجَنَّةٌ (mijinnah) juga berarti perisai.

58:16 bermakna “tidak ada sesuatu yang tersembunyi dalam urusan ini” لَا جِنَّ بِهٰذَا الْاَمْرِ

جِنَّةٌ (jinnah) juga berarti kegilaan, sebagaimana digunakan dalam 23:25.

Dalam kepercayaan Arab kuno, mereka meyakini bahwa مَجْنُونٌ (majnūn) adalah seseorang yang dirasuki oleh جِنٌّ (jinn). Pada masa takhayul itu, semua kekuatan yang tidak dapat dilihat atau dipahami dianggap sebagai dewa-dewi. Karena tidak terlihat oleh mata, kekuatan-kekuatan itu disebut جِنٌّ (jinn).

Mereka bahkan menyebut malaikat sebagai جِنٌّ (jinn), meski mereka juga menyembahnya.

Raghib berkata bahwa الْجِنّ (al-jinn) digunakan dalam dua makna:

1. جِنٌّ dalam makna luas, termasuk malaikat.

2. جِنٌّ sebagai kekuatan gaib; yang baik disebut farisytah (malaikat), dan yang buruk disebut syayāṭīn (setan).
Gabungan keduanya disebut جِنٌّ (jinn).

Pada banyak tempat dalam Al-Qur’an, ketika disebut bahwa bangsa Arab menyembah “jinnah”, yang dimaksud adalah malaikat, misalnya 37:158,  ( Malaikat jatuh , Iblis dan Setan ).

Bumi pada awalnya adalah bola api besar, dan membutuhkan jutaan tahun untuk menjadi layak huni. Al-Qur’an menyebutkan bahwa sebelum manusia, ada makhluk yang mampu bertahan pada panas ekstrem. Makhluk itu kemudian punah, dan digantikan manusia. 

Mengenai makhluk itu, Al-Qur’an berkata:
15:27 “Sebelum manusia, Kami telah menciptakan al-jān dari api panas yang menyengat”
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ

Ayat ini juga dapat bermakna bahwa unsur-unsur alam semesta sebelum menjadi bentuk material berada dalam wujud energi tersembunyi, dan kini berada dalam bentuk laten.

Karena tidak terlihat dan karena sifatnya yang membangkang, Iblis juga disebut dari golongan jinn. 

Dalam banyak ayat, kata جِنٌّ (jinn) dan إِنسٌ (ins) muncul bersama. Pada entri (A-N-S) telah dijelaskan bahwa ins bagi bangsa Arab berarti suku yang tinggal menetap, sedangkan jinn adalah suku-suku yang berpindah-pindah, sehingga jarang terlihat—serupa suku nomaden. Mereka disebut badū atau a‘rāb.

Karena pesan Al-Qur’an ditujukan kepada keduanya, maka jinn dan ins sama-sama diajak bicara.

Jika kita telaah, menjadi jelas bahwa جِنٌّ (jinn) juga dapat berarti manusia, yaitu suku-suku liar yang tinggal di hutan dan gurun.

Dalam surah Al-A‘raaf:
7:131 “Wahai golongan jinn dan manusia, bukankah para rasul dari kalangan kalian telah datang kepada kalian?”
يٰمَعْشَرَ الْجِنّ وَالْاِنْس أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ

Al-Qur’an tidak pernah menyebutkan adanya rasul yang berasal dari jinn. Surah Al-A‘raaf menjelaskan bahwa para rasul diutus dari jenis manusia (7:35).

Dalam surah Al-Ahqaf dan surah Jinn disebutkan bahwa sekelompok “jinn” datang mendengarkan bacaan Al-Qur’an (46:29, 72:1). Hal ini menunjukkan bahwa “jinn” tersebut juga memiliki rasul manusia. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa jinn yang datang mendengar Al-Qur’an itu sesungguhnya adalah manusia dari suku-suku liar Yahudi, Nasrani, dan musyrik.

Surah Al-Israa’ menyatakan bahwa sekalipun jinn dan manusia berkumpul, mereka tidak dapat membuat yang semisal Al-Qur’an.

Surah Al-An‘aam menyebutkan bahwa yang durhaka dari golongan ins dan jinn menentang Al-Qur’an (6:113).

Surah Al-A‘raaf menyebutkan bahwa sebagian besar jinn dan ins tidak menggunakan akal mereka, sehingga mereka menjadi penghuni neraka (7:179).

Surah As-Sajdah mengatakan bahwa para penghuni neraka berkata mereka disesatkan oleh banyak jinn dan ins (41:29).

Surah Al-An‘aam mengatakan bahwa manusia (ins) berkata mereka mengambil manfaat dari jinn, dan jinn pun berkata mereka mengambil manfaat dari manusia (6:149).

Surah An-Naml menyebutkan bahwa Sulaiman memiliki pasukan dari ins dan jinn (27:17).

Surah Saba’ menyebutkan bahwa jinn tersebut membuat patung-patung, jam atau alat pengukur waktu, serta kuali besar (34:13). Mereka dirantai (38:37-38).

Taurat menyebutkan bahwa Sulaiman meminta raja Tsur untuk mengirimkan orang-orang dari bangsa Sidon untuk menebang kayu. Selain mereka, orang-orang gunung (jibleem) digunakan untuk menebang kayu dan membangun bangunan bagi Sulaiman. Sulaiman mempekerjakan 70.000 pekerja dari suku-suku pegunungan dan hutan Palestina, serta 10.000 untuk menebang kayu dan membangun.

Dari semua keterangan ini, jelas bahwa yang dimaksud jinn dan ins dalam Al-Qur’an adalah masyarakat yang beradab (settled) dan suku-suku liar padang pasir/pengembara.

Makna lain dari akar kata J-N-N

الْجَانُّ (al-jann): ular kuning bermata hitam, 27:10 , penggambaran Setan dari reptil.

الجِنُّ مِنَ النَّبْتِ: bunga-bunga atau tunas tanaman.

جُنَّتِ الْأَرْضُ: tanah dipenuhi rumput yang indah {T}.

جَنَّ النَّبَاتُ: tanaman tumbuh tinggi dan saling berjalin.

نَخْلَةٌ مَجْنُونَةٌ: pohon kurma yang sangat tinggi .

جَنَّةٌ (jannah)

Jannah adalah kebun kurma dan anggur. Kebun yang berisi buah lain disebut hadīqah, bukan jannah .

Raghib mengatakan jannah adalah kebun yang begitu lebat hingga tanahnya tidak terlihat.

Al-Qur’an menggunakan kata jannah secara luas:
Jika sistem Qur’ani ditegakkan, ia melahirkan masyarakat yang sejahtera (jannah). Setelah kematian, hasil amal baik juga disebut jannah.

Dalam kisah Adam, Al-Qur’an menggambarkan jannah sebagai masyarakat yang menyediakan kebutuhan hidup melimpah—makanan, pakaian, tempat tinggal—namun harus dimanfaatkan sesuai aturan Allah.

Karena itu jannah digambarkan dengan:
2:25 “Kebun yang dialiri sungai-sungai di bawahnya.”
13:35 “Buah-buahannya tidak pernah habis dan naungannya tetap.”

Namun hasil amal baik di akhirat tidak dapat dibayangkan manusia:
32:17 “Tidak ada jiwa yang mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka sebagai penyejuk mata.”

Semua gambaran itu bersifat perumpamaan.

Kita dapat membangun jannah di dunia ini jika menerapkan sistem sosial Al-Qur’an: kebahagiaan lahir dan batin, serta perkembangan kepribadian. Kepribadian yang matang akan terus berkembang menuju tujuan akhirnya, sebagaimana “cahaya mereka berjalan di hadapan mereka” (57:12).

Sebaliknya, kepribadian yang terhenti akan tinggal dalam keadaan “jahannam”.

Surga dan neraka setelah mati bukan tempat fisik, tetapi kondisi batin yang hakikatnya berada di luar jangkauan pemahaman manusia. Kita harus berusaha mengubah “neraka” dunia ini menjadi “surga”, melalui sistem hidup Al-Qur’an.

Kamis, 11 Desember 2025

SESAJI

KENAPA DI NUSANTARA, POHON SERING DISAKRALKAN & DIBERI SESAJI?

Di banyak daerah di Nusantara, pohon dan hutan kerap disakralkan. Beberapa masyarakat adat masih suka memberikan sesaji di bawah pohon, lengkap dengan hasil Bumi dan juga dupa atau kemenyan yang sangat harum. Mereka juga kerap mengatakan bahwa setiap pohon memiliki roh. Bahkan ada beberapa pohon yang dianggap sangat sakral, memiliki roh penunggu khusus, atau Danhyang, atau Bhatara yang melindungi tak hanya pohon itu saja. Tapi juga ekosistem di sekitarnya.

Tak jarang, kisah-kisah mistis juga disematkan terhadap pohon-pohon ini. Ada yang bilang, pohon sakral itu tidak boleh ditebang atau dipotong sama sekali, nanti penunggunya marah. Ada yang bilang, kawasan hutan tertentu tidak boleh dibabat, karena nanti leluhur, dewa, atau roh suci yang mendiami hutan tersebut bisa marah dan mendatangkan bencana.

Dulu, ekosistem hutan dan pepohonan dijaga dengan cara mensakralkan dan memberi kisah-kisah mistis agar tidak diganggu warga kelestariannya. Dulu, leluhur kita belum mampu membahasakan, bahwa oksigen yang dihasilkan pohon, air hujan yang disimpan oleh pohon, cara akar pohon menjaga stabilitas tanah, energi yang mengalir di antara irama pohon, bencana alam, dan fenomena-fenomena alam lainnya itu adalah sesuatu yang fisika dan kimia. Dulu, pengetahuan fisika, kimia, dan biologi belum semasif sekarang. Mereka hanya bisa mengenali fenomena-fenomena alam tersebut dalam bentuk roh, dewa, atau danhyang. Dan dulu, fenomena semacam ini sangat dihormati.

Bagi leluhur kita, ini bukan sekedar “menyembah” alam. Tapi ini adalah dalam rangka menyatukan Kesadaran manusia dengan Kesadaran alam semesta, sehingga terjadilah harmonisasi hidup dan kelestarian. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

***

Pernahkan Kalian Mengamati, Pohon-Pohon yang Disakralkan oleh Masyarakat Adat Nusantara, Kebanyakan adalah Pohon-Pohon Berukuran Besar & Punya Peran Krusial dalam Menjaga Ekosistem?

Di Nusantara, terutama  di daerah Jawa dan Bali, ada beberapa jenis pohon yang paling sering disakralkan oleh masyarakat adatnya. Pohon-pohon inilah yang paling sering diupacarai, diberi sesaji, dan dijaga kesakralannya melalui kesadaran kolektif berupa penyematan kisah-kisah mistis. Tiga pohon tersebut adalah pohon beringin (banyan), pohon pule, dan pohon kepuh. Apakah kalian bisa melihat apa persamaan dari 3 jenis pohon ini?

Ya. Ketiganya memiliki ukuran “raksasa” (sangat besar). Batangnya besar, akarnya berupa akar tunjang yang sangat kuat dan berkembang ke mana-mana, serta daunnya sangat rimbun sehingga menghasilkan Oksigen (O2) berlimpah. Ini oleh masyarakat Jawa dan Bali dianggap sebagai pohon yang sangat penting bagi keberlangsungan ekosistem Bumi.

Makanya jangan heran, ketika kalian pergi ke hutan-hutan adat, atau ke desa-desa yang masih kental dengan tradisi spiritualnya, kalian bisa menemukan beberapa dupa dan sesaji dihaturkan di bawahnya. Beberapa batang pohon juga ditutup dengan kain khusus, entah berwarna putih, emas, atau motif hitam putih (poleng) yang khas. Semua ini, tidak hanya bermakna spiritual saja. Tapi ada tujuan ekologi besar di baliknya, di mana leluhur kita dulu belum mampu menjelaskannya secara sains.

Mereka hanya berkali-kali bilang : “Jika pohon dan hutan dihabisi, maka alam akan marah. Para dewa dan leluhur akan marah dan mengubur kita balik lewat banjir dan tanah longsor.”

Di beberapa daerah di Indonesia, sampai sekarang masih ada tradisi dan upacara khusus demi menghormati pohon dan hutan ini.

(a) Sesaji Rewanda (Banyuwangi)

Ini adalah model sesaji di bawah pohon, di mana masyarakat Banyuwangi tidak hanya memberikan persembahan bagi pohon saja. Tapi juga mempersembahkan beberapa makanan untuk monyet-monyet yang tinggal di sekitar pohon, demi menjaga keseimbangan alam.

(b) Sesaji Rejeban (Jawa Barat)

Ini adalah model sesaji memberikan kepala, kaki, dan ekor hewan korban (seperti kambing atau kerbau) di bawah pohon gondang yang dianggap sakral. Ini biasanya dilakukan sekaligus sebagai ritual tolak bala (mencegah datangnya sial atau kejadian buruk) sekaligus berharap berkah dari alam.

(c) Sesaji Mahesa Lawung (Keraton Solo)

Ini adalah ritual tahunan yang dilakukan oleh Keraton Solo di Alas Krendawahana (Hutan Keramat) dengan sesaji yang sangat kompleks. Meliputi hewan korban, beberapa hasil bumi, bunga, dan wewangian, yang ditujukan kepada Dewi pelindung keraton. Dewi di sini tentu saja adalah Dewi dalam konteks kekuatan feminin Illahiah yang menjadi penjaga Keraton Solo.

(d) Tradisi Dhukutan (Kejawen)

Di masyarakat Kejawen (masyarakat Jawa yang beragama Islam tapi masih terpengaruh oleh ritual Hindu Buddha), mereka juga punya tradisi persembahan berupa tumpeng, bunga, dan makanan yang dipersembahkan kepada arca-arca khusus yang terletak di daerah suci atau hutan. Dan biasanya ritual ini diakhiri dengan melempar sesaji sebagai ritual buang sengkala (membuang energi negatif dari dalam diri atau lingkungan tempat tinggal).

Dalam buku Darmagandhul, ada sebuah kisah perdebatan antara Sunan Bonang dengan Butalocaya. Dalam perdebatan itu, Butalocaya marah kepada Sunan Bonang karena ia merusak sebuah arca gupala (arca penjaga) yang diletakkan di bawah pohon dadap dan diberi sesaji oleh masyarakat Jawa.

Bagi Sunan Bonang, memberikan sesaji kepada arca-arca yang diletakkan di bawah pohon atau di tempat-tempat sakral dianggap sebagai bentuk pemujaan atau penyembahan yang syirik. Sehingga sebagai wali, ia merasa harus menghancurkannya.

Padahal dalam tradisi Jawa, memberikan sesaji kepada arca yang ada di area tertentu, atau yang ada di bawah pohon, bukan berarti bentuk menyekutukan Tuhan dan kemusyrikan. Arca itu sendiri tidak dianggap berhala oleh masyarakat Jawa. 

Butalocaya mengatakan kepada Sunan Bonang, kalaupun orang Jawa memberikan sesaji, itu hanyalah sebatas tanda penghormatan saja. Bukan menyembah. Yakni agar semua demit (energi jahat) tidak tinggal di sawah atau tanaman. Karena sawah dan tanaman itu menghasilkan panen yang menjadi sumber makanan manusia. Makanya para demit itu diberi tempat tersendiri, yakni di dalam arca-arca gupala tersebut.

Hal ini memang tampak mistis juka kita dengarkan kisahnya di beberapa tahun lalu. Tapi sekarang, dengan semakin ditemukannya sains dan beragam ilmu modern lainnya, kita jadi memahami .. “Oh ternyata energi-energi dan fenomena alam yang merugikan peradaban manusia dulu dianggap sebagai demit atau roh jahat.” 

Dan untuk menghindarinya, manusia berusaha menjaga Kesadaran Kolektif mereka dengan membuat arca dan sesaji sebagai anchor di Pikiran Bawah Sadar. Ini semua dijelaskan dalam buku “The Magic of Reality” dan “Becoming Supernatural”.

🥬🥬🥬🥬

Uniknya orang yang mengalami Kebangkitan Spiritual, biasanya akan menjadi lebih peka dengan Kesadaran Kolektif semacam ini. Ini karena memang semakin tinggi level Kesadaran kita, kita juga semakin bisa berpikir transenden dan filosofis. Makin tinggi Kesadarannya, makin cerdas pula secara spiritual, emosional, dan intelektual. Sehingga bisa menelaah dan menafsirkan kisah-kisah mistis

Selasa, 09 Desember 2025

Suku di Indonesia 1340

DAFTAR 1340 SUKU DI INDONESIA

1. Jawa

2. Sunda

3. Madura

4. Betawi

5. Bali

6. Sasak

7. Banjar

8. Bugis

9. Makassar

10. Mandar

11. Toraja

12. Minangkabau

13. Melayu Riau

14. Melayu Jambi

15. Melayu Palembang

16. Melayu Bengkulu

17. Melayu Pontianak

18. Melayu Sambas

19. Melayu Bangka

20. Melayu Belitung

21. Aceh

22. Gayo

23. Alas

24. Tamiang

25. Batak Toba

26. Batak Karo

27. Batak Simalungun

28. Batak Pakpak

29. Batak Mandailing

30. Nias

31. Kubu

32. Rejang

33. Serawai

34. Enggano

35. Ogan

36. Komering

37. Lematang

38. Semendo

39. Besemah

40. Lampung Pepadun

41. Lampung Saibatin

42. Dayak Ngaju

43. Dayak Iban

44. Dayak Kenyah

45. Dayak Kayan

46. Dayak Benuaq

47. Dayak Tunjung

48. Dayak Maanyan

49. Dayak Lawangan

50. Dayak Murut

51. Dayak Bakumpai

52. Dayak Aoheng

53. Dayak Siang

54. Dayak Uut Danum

55. Dayak Bidayuh

56. Dayak Punang

57. Dayak Punan

58. Dayak Basap

59. Dayak Bentian

60. Dayak Modang

61. Dayak Pasir

62. Kutai

63. Berau

64. Bulungan

65. Tidung

66. Bajau

67. Suku Laut

68. Suku Anak Dalam

69. Minahasa

70. Bolaang Mongondow

71. Gorontalo

72. Sangir

73. Talaud

74. Tobelo

75. Galela

76. Ternate

77. Tidore

78. Makian

79. Buru

80. Ambon

81. Seram

82. Kei

83. Aru

84. Banda

85. Leti

86. Kisar

87. Alor

88. Pantar

89. Rote

90. Sabu

91. Flores

92. Ende

93. Lio

94. Ngada

95. Manggarai

96. Sika

97. Lamaholot

98. Sumba

99. Timor Dawan

100. Helong

101–150

101. Dani

102. Asmat

103. Amungme

104. Kamoro

105. Mee / Ekari

106. Yali

107. Korowai

108. Wamena

109. Moni

110. Damal

111. Bauzi

112. Marind

113. Muyu

114. Auyu

115. Kombai

116. Sentani

117. Tobati

118. Waropen

119. Biak

120. Serui

121. Numfor

122. Wandamen

123. Arfak

124. Maybrat

125. Tehit

126. Moi

127. Inanwatan

128. Kuri

129. Kaimana

130. Fakfak

131. Mairasi

132. Puragi

133. Koiwai

134. Kaure

135. Nafri

136. Hatam

137. Wamesa

138. Yapen

139. Kurudu

140. Karey

141. Mamberamo

142. Sarmi

143. Bonggo

144. Tor Atas

145. Mandobo

146. Jair

147. Wambon

148. Kanum

149. Wenda

150. Dem

151–200

151. Koiari

152. Woi

153. Wano

154. Atit

155. Aroa

156. Bauwaki

157. Dimir

158. Taburta

159. Sewar

160. Arandai

161. Kokas

162. Arguni

163. Iha

164. Kamberatoro

165. Rau

166. Tarpia

167. Masimasi

168. Arso

169. Jikwa

170. Towe

171. Abau

172. Awin

173. Kombio

174. Tamagario

175. Samu

176. Kukwo

177. Airo

178. Ketengban

179. Momina

180. Wosera

181. Marik

182. Yessan

183. Wantoat

184. Sikor

185. Okaba

186. Mombum

187. Samarai

188. Kanami

189. Welesi

190. Toker

191. Sor

192. Manokwari

193. Dore

194. Ransiki

195. Ormu

196. Kawe

197. Raja Ampat

198. Kabaru

199. Ayamaru

200. Kuri Wamesa

201–250

201. Krowi

202. Yeretuar

203. Sentani Tengah

204. Bintuni

205. Kokoda

206. Sorong

207. Arupi

208. Kimyal

209. Nalca

210. Mek

211. Murkim

212. Okbi

213. Oksibil

214. Walak

215. Kuker

216. Tefa

217. Awyu

218. Jair

219. Kawagit

220. Muyu Bawah

221. Mandobo Atas

222. Daetan

223. Wano Kecil

224. Waris

225. Wambrak

226. Abrab

227. Tabi

228. Ures

229. Aresa

230. Arowa

231. Adora

232. Yembra

233. Doba

234. Yapen Barat

235. Yapen Timur

236. Yapen Selatan

237. Aroro

238. Masirei

239. Waigeo

240. Misool

241. Batanta

242. Salawati

243. Maya

244. Fiawat

245. Mai Mai

246. Watulimo

247. Oi Marapu

248. Lembata

249. Kedang

250. Krowe

251–300

251. Larantuka

252. Lewotobi

253. Kempo

254. Dompu

255. Bima

256. Donggo

257. Sangeang

258. Melayu Tamiang

259. Melayu Deli

260. Melayu Rokan

261. Melayu Indragiri

262. Kerinci

263. Sakai

264. Talang Mamak

265. Laut Dendang

266. Karojahe

267. Pesisir Barat

268. Barus

269. Sigulai

270. Nias Selatan

271. Mentawai

272. Siberut

273. Sikakap

274. Sipora

275. Enggano

276. Bonai

277. Kampa

278. Kuantan

279. Rokan Hulu

280. Rokan Hilir

281. Singkil

282. Simeulue

283. Pidie

284. Pasemah

285. Serampas

286. Lubu

287. Kubu Mapur

288. Dayak Kaltara kecil

289. Balinuraga

290. Jambi Hulu

291. Wana Morowali

292. Mori

293. Bungku

294. Tolaki

295. Muna

296. Buton

297. Wakatobi

298. Padoe

299. Pamona

300. Taa

301–350

301. Mori Atas

302. Mori Bawah

303. Bungku Barat

304. Bungku Utara

305. Bungku Timur

306. Bungku Tengah

307. Bungku Selatan

308. Banggai

309. Balantak

310. Saluan

311. Bobongko

312. Tompotika

313. Bualemo

314. Buol

315. Tolitoli

316. Kaili

317. Kulawi

318. Dampelas

319. Tajio

320. Lauje

321. Balaesang

322. Pipikoro

323. Rampi

324. Seko

325. Pamona Poso

326. Napu

327. Bada

328. Behoa

329. Tomini

330. Gorontalo Suwawa

331. Gorontalo Limboto

332. Gorontalo Atinggola

333. Gorontalo Boalemo

334. Bolango

335. Mongondow Utara

336. Mongondow Selatan

337. Minahasa Tontemboan

338. Minahasa Tonsea

339. Minahasa Tombulu

340. Minahasa Tondano

341. Minahasa Ratahan

342. Minahasa Pasan

343. Minahasa Ponosakan

344. Sangir Besar

345. Sangir Talaud

346. Sangir Salibabu

347. Talaud Utara

348. Talaud Essang

349. Talaud Lirung

350. Talaud Rainis

351–400

351. Manggarai Barat

352. Manggarai Timur

353. Ngada Soa

354. Ngada Riung

355. Bajawa

356. Ende Lio

357. Sumba Timur

358. Sumba Barat

359. Sumba Anakalang

360. Sumba Kodi

361. Sumba Wanukaka

362. Sumba Masu

363. Timor Tetun

364. Timor Bunaq

365. Timor Marae

366. Timor Kemak

367. Meto Amarasi

368. Meto Mollo

369. Belu

370. Malaka

371. Rote Oenale

372. Rote Dengka

373. Sabu Rae Hawu

374. Sabu Seba

375. Alor Abui

376. Alor Hamaf

377. Pantar Tube

378. Pantar Lamma

379. Lembata Lewoleba

380. Lamaholot Adonara

381. Lamaholot Solor

382. Lamaholot Larantuka

383. Kedang Lamalera

384. Flores Wolojita

385. Flores Paga

386. Flores Maurole

387. Flores Witihama

388. Flores Ndona

389. Flores Bajawa Tengah

390. Flores Palue

391. Flores Mego

392. Lamaholot Mingar

393. Belagar

394. Bajawanan

395. Riung Darat

396. Serani Flores

397. Sika Maumere

398. Sika Krowe

399. Sika Bola

400. Palu Topo

401–450

401. Jawa Arek

402. Jawa Mataraman

403. Jawa Pesisir

404. Jawa Banyumasan

405. Osing Banyuwangi

406. Tengger

407. Using Kemiren

408. Bonai Riau

409. Melayu Kampar

410. Melayu Indragiri Hulu

411. Melayu Indragiri Hilir

412. Melayu Siak

413. Melayu Kuansing

414. Melayu Rengat

415. Melayu Bintan

416. Melayu Lingga

417. Melayu Karimun

418. Melayu Natuna

419. Sakai Minas

420. Talang Kubu

421. Talang Mamak Indragiri

422. Kerinci Sungai Penuh

423. Kerinci Sitinjau

424. Kerinci Pulau Tengah

425. Kerinci Gunung Raya

426. Batak Habinsaran

427. Batak Siborong

428. Batak Lintong

429. Batak Silindung

430. Batak Pahae

431. Batak Parlilitan

432. Angkola Batang Toru

433. Mandailing Natal

434. Mandailing Kotanopan

435. Simalungun Raya

436. Karo Gunung

437. Karo Jahe

438. Pakpak Bharat

439. Nias Gido

440. Nias Idano Gawo

441. Nias Hiliduho

442. Nias Lahomi

443. Nias O’o’u

444. Nias Alasa

445. Mentawai Sikerei

446. Sipora Selatan

447. Siberut Barat

448. Siberut Utara

449. Siberut Tengah

450. Mentawai Pagai

451–500

451. Komering Ogan

452. Komering Kayuagung

453. Ogan Tengah

454. Ogan Ilir

455. Ogan Meranjat

456. Besemah Pagaralam

457. Besemah Lahat

458. Besemah Tanjung Sakti

459. Rejang Curup

460. Rejang Kepahiang

461. Serawai Bengkulu Selatan

462. Lembak Jenggalu

463. Kaur

464. Muko-muko

465. Enggano Kauno

466. Enggano Kiohor

467. Lampung Pubian

468. Lampung Abung

469. Lampung Sungkai

470. Lampung Way Kanan

471. Lampung Menggala

472. Lampung Tulang Bawang

473. Lampung Pesawaran

474. Lampung Liwa

475. Sunda Banten

476. Sunda Priangan

477. Sunda Cirebon

478. Baduy Tangtu

479. Baduy Panamping

480. Cirebon Girang

481. Cirebon Laut

482. Betawi Condet

483. Betawi Marunda

484. Betawi Pinggir

485. Betawi Tengah

486. Betawi Depok

487. Betawi Bekasi

488. Melayu Palembang Ulu

489. Melayu Palembang Ilir

490. Komering Belitang

491. Semendo Pulau Panggung

492. Semendo Muara Enim

493. Lintang Empat Lawang

494. Rawas Musi Utara

495. Serawai Ketahun

496. Bombana

497. Kabaena

498. Muna Barat

499. Lohia

500. Gu Buton

501. Lasalimu

502. Tukang Besi Wakatobi

503. Kaledupa

504. Tomia

505. Binongko

506. Moronene

507. Tolaki Mekongga

508. Tolaki Konawe

509. Tolaki Abeli

510. Buton Cia-cia

511. Buton Lasalimu

512. Buton Wolio

513. Buton Kulisusu

514. Bajau Kaledupa

515. Bajau Mola

516. Bajau Binongko

517. Bajo Torosiaje

518. Bajo Kandui

519. Bajo Banggai

520. Bajo Bone

521. Bajo Wakatobi

522. Bajo Kalimantan

523. Bajo Sulawesi

524. Badjao Laut

525. Buton Lantari

526. Bombana Rumbia

527. Moramo

528. Ladongi

529. Seko Tengah

530. Saluan Bunta

531. Luwu Timur

532. Luwu Utara

533. Wotu

534. Malili

535. Rongkong

536. Pattinjo

537. Enrekang

538. Duri

539. Maiwa

540. Toraja Sa’dan

541. Toraja Mamasa

542. Toraja Tallu Lembangna

543. Toraja Rembon

544. Toraja Makale

545. Toraja Mengkendek

546. Toraja Bittuang

547. Toraja Bonggakaradeng

548. Mandar Poliwali

549. Mandar Mamuju

550. Pitu Ulunna Salu

551–600

551. Bulukumba Kajang

552. Konjo Tana Toa

553. Konjo Kajang

554. Pattinjo

555. Bone Watampone

556. Bone Cina

557. Soppeng Donri Donri

558. Soppeng Lalabata

559. Wajo Pitumpanua

560. Wajo Tempe

561. Bugis Sinjai

562. Bugis Parepare

563. Bugis Barru

564. Bugis Pinrang

565. Bugis Sidrap

566. Bugis Takalar

567. Bugis Jeneponto

568. Bugis Maros

569. Bugis Pangkep

570. Bugis Gowa

571. Bugis Selayar

572. Makassar Galesong

573. Makassar Biringkanaya

574. Makassar Tamalate

575. Makassar Panakkukang

576. Makassar Ujung Tanah

577. Luwu Belopa

578. Luwu Bajo

579. Luwu Larompong

580. Luwu Suli

581. Toraja Kalumpang

582. Mamasa Aralle

583. Mamasa Tabulahan

584. Mamasa Sesena

585. Pitu Ulunna Ati

586. Mandar Tapalang

587. Mandar Sampaga

588. Mandar Malunda

589. Mandar Tubo

590. Mandar Sendana

591. Mandar Balanipa

592. Mandar Banggae

593. Mandar Pamboang

594. Mandar Tapango

595. Mandar Paku

596. Mandar Budong-budong

597. Mandar Matangnga

598. Mandar Binuang

599. Mandar Baras

600. Mandar Lariang

601. Soga

602. Soi

603. Solor

604. Somage

605. Somatua

606. Sombori

607. Somuna

608. Sonde

609. Sopi

610. Sorabi

611. Sorong

612. Sota

613. Sougb

614. Soura

615. Souw

616. Srek

617. Suku Laut

618. Suku Lubu

619. Suku Wana

620. Suku Anak Dalam

621. Sula

622. Sulamu

623. Sumbawa

624. Sumba

625. Sumenep

626. Sungkai

627. Sunna

628. Suru

629. Susi

630. Suture

631. Swo

632. Tabaru

633. Tabares

634. Taci

635. Tado

636. Tagal

637. Tagawak

638. Tagin

639. Tagong

640. Tahuri

641. Taige

642. Taik

643. Taim

644. Tairi

645. Taiwag

646. Takalar

647. Talang Mamak

648. Taliabu

649. Talise

650. Tami

651. Tamila

652. Tanah Merah

653. Tangerang

654. Tangsa

655. Tanimbar

656. Tanimbarese

657. Tanis

658. Tano

659. Tapa

660. Tapango

661. Tapsina

662. Tara

663. Taraju

664. Tarangan

665. Taron

666. Tasi

667. Tator

668. Tattdi

669. Tau’t Batu

670. Taul

671. Taure

672. Tause

673. Tawa

674. Tawila

675. Tawonci

676. Tehoru

677. Tehit

678. Tele

679. Teluti

680. Tembagapura

681. Teme

682. Teminabuan

683. Tempilang

684. Tenda

685. Tengger

686. Tepa

687. Tepe

688. Tepu

689. Tere

690. Ternate

691. Tesh

692. Teto

693. Tetum

694. Tiakur

695. Tiga Balai

696. Timur Laut

697. Timor

698. Tina

699. Tinombo

700. Tionghoa Indonesia
 

701. Tipuka

702. Tiran

703. Tirem

704. Tirtayasa

705. Tiworo

706. Tiworo Kepulauan

707. Tobada

708. Tobaru

709. Tobe

710. Tobelo

711. Tobinambor

712. Tobo

713. Toera

714. Togean

715. Togutil

716. Tohua

717. Tolaki

718. Tolikara

719. Tolo

720. Tolotang

721. Tomohon

722. Tomuna

723. Tonsea

724. Tontemboan

725. Toraja

726. Toraja Sa’dan

727. Torat

728. Toresa

729. Torompok

730. Towati

731. Towe

732. Towe Hitam

733. Tubi

734. Tugar

735. Tugel

736. Tuhaha

737. Tuhen

738. Tulang Bawang

739. Tulehu

740. Tulen

741. Tulim

742. Tumil

743. Tumote

744. Tunjung

745. Tupen

746. Turikale

747. Tuson

748. Tutari

749. Tuvalu

750. Uab Meto

751. Uematan

752. Ujung Loe

753. Ujung Lero

754. Ujung Bulu

755. Ujung Tiro

756. Ujung Katinting

757. Ujung Pandang

758. Ukit

759. Ula

760. Ulilin

761. Uma

762. Uma Longh

763. Uma Rea

764. Uma Kulen

765. Uma Gowa

766. Uma Lindi

767. Umbui

768. Umpu

769. Unai

770. Una-Una

771. Undau

772. Une

773. Unin

774. Unisen

775. Untung

776. Uraur

777. Uria

778. Uriame

779. Urubika

780. Usar

781. Usau

782. Ussu

783. Utal

784. Uts

785. Uwani

786. Uwet

787. Uwu

788. Wabo

789. Wabuka

790. Wadi

791. Wadu

792. Wae Rebo

793. Waflo

794. Waiai

795. Waigeo

796. Waikan

797. Wailiki

798. Waimena

799. Wair

800. Waisai

801. Wajo

802. Wakade

803. Wakap

804. Wakatobi

805. Walak

806. Walanggai

807. Wali

808. Walilo

809. Walla

810. Walo

811. Walsa

812. Wama

813. Wamesa

814. Wamena

815. Wampu

816. Wanda

817. Wandamen

818. Wandau

819. Wane

820. Wanggar

821. Wanggulam

822. Wani

823. Wanika

824. Wann

825. Wano

826. Wanta

827. Wanto

828. Wantopa

829. Warbon

830. Wares

831. Waris

832. Warkapi

833. Warmare

834. Waropen

835. Warr

836. Wati

837. Wattang

838. Wau

839. Wauwe

840. Way Apo

841. Way Jeruhi

842. Way Kanan

843. Way Lima

844. Way Negeri

845. Weda

846. Wehali

847. Wehoya

848. Welbes

849. Welirang

850. Welotama

851. Wemena

852. Wengga

853. Wera

854. Weri

855. Weriagar

856. Wersar

857. Wetan

858. Wetar

859. Weti

860. Weya

861. Weyen

862. Wiaga

863. Wib

864. Wido

865. Wiem

866. Wih

867. Wihi

868. Wila

869. Wilbo

870. Wiliao

871. Wili

872. Willa

873. Wilo

874. Wimal

875. Winda

876. Windesi

877. Winia

878. Wiru

879. Witu

880. Wiuna

881. Wongi

882. Wor

883. Woria

884. Worka

885. Woro

886. Worom

887. Wotu

888. Wua

889. Wuar

890. Wug

891. Wuge

892. Wuhu

893. Wuku

894. Wulango

895. Wulaparik

896. Wumbo

897. Wun

898. Wutung

899. Wutu

900. Yaar

901. Yaben

902. Yabu

903. Yaf

904. Yagara

905. Yagatsu

906. Yahukimo

907. Yakuhimo

908. Yali

909. Yalu

910. Yamma

911. Yamo

912. Yamut

913. Yaniruma

914. Yans

915. Yapen

916. Yarin

917. Yarsin

918. Yaru

919. Yasi

920. Yaur

921. Yawa

922. Yawawa

923. Yawey

924. Yei

925. Yeku

926. Yelmek

927. Yeloda

928. Yeres

929. Yeresiam

930. Yerin

931. Yeta

932. Yetfa

933. Yewena

934. Yibi

935. Yid

936. Yigibal

937. Yigin

938. Yije

939. Yike

940. Yikii

941. Yili

942. Yima

943. Yimsi

944. Yina

945. Yind

946. Yinei

947. Yinh

948. Yinig

949. Yino

950. Yir

951. Yirem

952. Yiri

953. Yiro

954. Yiw

955. Yob

956. Yobu

957. Yoke

958. Yol

959. Yoli

960. Yom

961. Yona

962. Yonggom

963. Yoram

964. Yorbe

965. Yotefa

966. Yuke

967. Yuku

968. Yula

969. Yumal

970. Yumbe

971. Yumgum

972. Yumi

973. Yun

974. Yuran

975. Yut

976. Yuwana

977. Zabara

978. Zake

979. Zambraw

980. Zand

981. Zanegi

982. Zanib

983. Zano

984. Zare

985. Zaro

986. Zaru

987. Zay

988. Zega

989. Zenggi

990. Zim

991. Zingo

992. Zoa

993. Zoba

994. Zoge

995. Zogs

996. Zoh

997. Zome

998. Zong

999. Zona

1000. Zora

1001. Zoro

1002. Zu

1003. Zuba

1004. Zuli

1005. Zulo

1006. Zumba

1007. Zun

1008. Zur

1009. Zuri

1010. Zuru

1011. Abui

1012. Abun

1013. Aek Kuasan

1014. Aesesa

1015. Afoa

1016. Ahe

1017. Ahl

1018. Aifat

1019. Aing

1020. Aisandami

1021. Ajur

1022. Akar

1023. Ake

1024. Akear

1025. Aki

1026. Akingting

1027. Alala

1028. Alang

1029. Alau

1030. Amahai

1031. Amamapare

1032. Amanuban

1033. Amanatun

1034. Ambaidiru

1035. Ambumi

1036. Amep

1037. Ami

1038. Amo

1039. Amp

1040. Ampera

1041. Anaan

1042. Anakalang

1043. Anara

1044. Andai

1045. Anem

1046. Anes

1047. Angalan

1048. Anggi

1049. Anik

1050. Ansus

1051. Antan

1052. Antili

1053. Apara

1054. Apau Kayan

1055. Apmisibil

1056. Apoi

1057. Ara

1058. Arar

1059. Arem

1060. Ares

1061. Aritai

1062. Arso

1063. Asal

1064. Asaro

1065. Asin

1066. Asmat

1067. Atadei

1068. Atin

1069. Ato

1070. Atow

1071. Auye

1072. Awai

1073. Awbono

1074. Awera

1075. Awimbon

1076. Awiyu

1077. Awun

1078. Ayamaru

1079. Ayfat

1080. Ayu

1081. Babat

1082. Babin

1083. Babontehu

1084. Babu

1085. Bacan

1086. Bada

1087. Baduy

1088. Baeng

1089. Bagan

1090. Bagelen

1091. Bagupi

1092. Bahar

1093. Bahau

1094. Bahbutung

1095. Bahinga

1096. Bahonsuai

1097. Bait

1098. Bajan

1099. Bajoe

1100. Bajo

1101. Bakumpai

1102. Balaesang

1103. Balantak

1104. Balat

1105. Balawang

1106. Balem

1107. Balinggi

1108. Baloa

1109. Bama

1110. Bambang

1111. Bamen

1112. Bamgi

1113. Bamol

1114. Ban

1115. Banab

1116. Banar

1117. Bandi

1118. Bane

1119. Banggai

1120. Banggala

1121. Banggona

1122. Bangkal

1123. Bangko

1124. Bangsai

1125. Banjar

1126. Bantal

1127. Bantik

1128. Banto

1129. Bantul

1130. Baong

1131. Baoyo

1132. Bapa

1133. Barak

1134. Baral

1135. Baras

1136. Bare

1137. Bare’e

1138. Bari

1139. Barupu

1140. Basap

1141. Basi

1142. Basong

1143. Batek

1144. Batet

1145. Batetikei

1146. Batial

1147. Batili

1148. Bato

1149. Batoala

1150. Bator

1151. Batu

1152. Batui

1153. Batuley

1154. Bau

1155. Bawai

1156. Bawo

1157. Bawi

1158. Baya

1159. Bayeli

1160. Bayono

1161. Bebe

1162. Bebin

1163. Bedo

1164. Bee

1165. Beelel

1166. Begal

1167. Begu

1168. Beis

1169. Bekon

1170. Beko

1171. Belagar

1172. Belah

1173. Belang

1174. Belantak

1175. Belau

1176. Bele

1177. Belu

1178. Bemban

1179. Benjina

1180. Bentong

1181. Berau

1182. Berik

1183. Besemah

1184. Betawi

1185. Bia

1186. Biak

1187. Bib

1188. Bido

1189. Biga

1190. Bigi

1191. Bikom

1192. Bil

1193. Bilogai

1194. Bima

1195. Bina

1196. Binen

1197. Binggi

1198. Binongko

1199. Biru

1200. Bita

1201. Bito

1202. Bitobaka

1203. Bitu

1204. Biwa

1205. Biyanda

1206. Bla

1207. Bleh

1208. Blikon

1209. Bob

1210. Bobo

1211. Bobong

1212. Boen

1213. Bofu

1214. Bogan

1215. Bogobogo

1216. Bohai

1217. Boing

1218. Bojonegoro

1219. Bok

1220. Bolang

1221. Boliyohuto

1222. Boloki

1223. Bolop

1224. Bolu

1225. Bolup

1226. Bombana

1227. Bomberai

1228. Bomon

1229. Bonai

1230. Bonerate

1231. Bonga

1232. Boni

1233. Bontotiro

1234. Bontoala

1235. Bonto Bahari

1236. Bor

1237. Bora

1238. Borong

1239. Bosnik

1240. Botu

1241. Bou

1242. Boven Digoel

1243. Bowei

1244. Boya

1245. Buaya

1246. Bub

1247. Bubu

1248. Budong

1249. Buer

1250. Buguru

1251. Bui

1252. Bujal

1253. Bulagi

1254. Bulawa

1255. Buleleng

1256. Buli

1257. Bulo

1258. Bulu

1259. Bunu

1260. Bur

1261. Buru

1262. Busami

1263. Buton

1264. Buw

1265. Buy

1266. Byak

1267. Camba

1268. Candu

1269. Caniago

1270. Cappa

1271. Ceko

1272. Cem

1273. Cendana

1274. Ceram

1275. Ciruk

1276. Cito

1277. Dac

1278. Dae

1279. Dagai

1280. Dairi

1281. Daise

1282. Dal

1283. Dalumat

1284. Damal

1285. Damai

1286. Damun

1287. Danau Poso

1288. Danem

1289. Dange

1290. Dani

1291. Dapa

1292. Dapalan

1293. Dargot

1294. Date

1295. Dawan

1296. Dawu

1297. Deb

1298. Debi

1299. Dekai

1300. Delang

1301. Dem

1302. Demisa

1303. Demta

1304. Demu

1305. Den

1306. Depapre

1307. Derkomur

1308. Des

1309. Dey

1310. Deyai

1311. Dhalo

1312. Dhobo

1313. Dhawe

1314. Dida

1315. Digoel

1316. Diki

1317. Dima

1318. Dingu

1319. Disam

1320. Dobo

1321. Dobu

1322. Dolago

1323. Dolago Timur

1324. Dom

1325. Dome

1326. Dondo

1327. Donggo

1328. Dori

1329. Dose

1330. Duga

1331. Duga-Duga

1332. Dugum

1333. Duku

1334. Duma

1335. Dumau

1336. Duna

1337. Duri

1338. Dut

1339. Duwe

1340. Duwet

Aksara


Paripus

Di zaman Fir’aun orang Mesir pakai papirus, bukan kertas

Mereka sebenarnya sudah punya “bahan tulis”, yaitu:

Papirus dibuat dari:

Batang tanaman papirus

Dipipihkan

Disusun silang

Dikeringkan
.
by CHATGPT.
============
itu kertas dari tanaman papirus dizaman FIR'AUN
jauh sebelum NABI MUHAMMAD MUNCUL.
bayangkan udah berapa banyak NABI YG MUNCUL SETELAH NABI MUSA SAMPAI NABI MUHAMMAD.
.
dan yg menjadi pertanyaan adalah.......................
.
dizaman NABI MUSA aja ada kertasnya.
lalu kenapa pas ZAMAN NABI MUHAMMAD, katanya nulis ayat-ayat quran di BATU, PELEPAH PISANG😝
.
padahal di zaman nabi muhammad UDAH ADA BANI ISRAIL
yg dimana BANI ISRAIL berawal dari NABI YUSUF dan seterusnya....
luh pikir BANI ISRAIL gak menyebarkan KERTAS itu dizaman nabi muhammad? ANEH kan.
makanya udah gue bilang HADIST BUKHARI DKK itu emang SABDA IBLIS. 
selalu merubah apa yg TERTULIS PADA AYAT-AYAT QURAN.

Senin, 08 Desember 2025

4r4h

Kamu bisa menunjuk arah ;

     ᬧᬸᬃᬯ᭄ᬯ᭟ ( Purwa ) / Timur, 
     ᬤᬓ᭄ᬱᬶᬡ᭟ (Daksina) / Selatan
     ᬧᬜ᭄ᬘᬶᬫᬵ᭟ ( Pancima ) / Barat 
     ᬉᬢ᭄ᬢᬭ᭟ ( Uttara ) / Utara.
     
Karena ada #TITIK_PUSAT sebagai #Poros dari seluruh #Orientasi_Arah. 

Di manakah Poros itu? 

Tentu saja dari si penunjuk semua arah itu, 
           " #DIRIMU_SENDIRI "

Tanpa kehadiran dirimu sebagai Poros, seluruh Orientasi Arah tidak akan bermakna. 

• Dirimu adalah #Pusat dari seluruh
   titik koordinat di jagat raya. 
• Dirimu adalah #Pusat_Jagat_Raya. 

Lalu siapakah #Sejatinya_dirimu? 

    • IA bukanlah ;.
            TUBUHMU,
            PIKIRANMU,
            JIWAMU .
    • IA melampaui segala HAL dan
       PENJELASAN.

    • TAN KENA KINAYA NGAPA.
     
    • ADA TIADA   

Diri sejatimu adalah ;  

             #ONGKARA ( ᬒᬁ )      
        #Sangkan_Paraning_Aksara. 

Diri sejatimu adalah #TAN_MATRA 
   • #Sabda_Tan_Matra (Sari Suara), 
   • #Rasa_Tan_Matra (Sari Rasa), 
   • #Sparsa_Tan_Matra (Sari_Rabaan), 
   • #Rupa_Tan_Matra (Sari Warna), 
   • #Ganda_Tan_Matra (Sari Aroma).

Tugtug manten pejalan anak e tue, sampunang lebihan kembangan.

Ong Rahayu .

®Warih Mula Keto

4 Pancer

Dalam keyakinan Jawa, setiap manusia tidak lahir sendirian. Ada empat “saudara gaib” yang menyertai sejak dalam kandungan sampai mati. Itulah yang disebut:
Sadulur Opat = 4 Saudara
Kalima Pancer = yang kelima adalah diri sejati (pancer)
Gambar tersebut menjelaskan hubungan manusia dengan empat unsur alam dan empat saudara pendampingnya.

👉 PANCER — AKU SEJATI
Ini adalah pusat, yaitu diri sejati manusia.
Melambangkan:
Kesadaran
Arah hidup
Roh sejati
Inti energi manusia
Pancer adalah “Aku” yang mengendalikan empat saudara lainnya.

👉 KAKANG KAWAH — AIR (BARAT / ATAS)
Kawa(h) adalah air ketuban yang keluar lebih dulu sebelum bayi lahir.
Disebut “kakang” karena ia adalah saudara paling tua.
Maknanya:
Penjaga ketenangan batin
Simbol perlindungan dan kelembutan
Menguatkan sisi emosional dan rasa
Unsur: Air

👉 ADI ARI-ARI — TANAH (TIMUR / KANAN)
Ari-ari (plasenta), keluar sesudah bayi lahir.
Disebut “adi” karena ia saudara lebih muda.
Maknanya:
Fondasi hidup, rezeki, kestabilan
Keterhubungan dengan bumi dan leluhur
Penjaga tubuh fisik
Unsur: Tanah

👉NAPAS — ANGIN (UTARA / KIRI)
Napas atau embusan pertama bayi adalah tanda hidup.
Maknanya:
Pikiran
Gerak energi
Intuisi dan ilham
Dinamika hidup
Unsur: Angin

👉GETIH — API (SELATAN / BAWAH)
Darah adalah unsur yang menghidupkan tubuh.
Maknanya:
Semangat, keberanian, kehendak
Energi kehidupan
Kekuatan batin saat menghadapi masalah
Unsur: Api

🔺Makna Utama Ajian Jawa Ini
“Manusia hanya kuat jika ia selaras dengan empat saudara batinnya.”
Artinya:
Seimbang antara pikiran (napas), perasaan (kawah), kekuatan (getih), dan pijakan hidup (ari-ari).
Ketika empat unsur ini harmonis, pancer (diri sejati) menjadi kuat.
Hidup pun terasa lebih mantap, terarah, dan selaras dengan alam.

Singkatnya
Sadulur Opat Kalima Pancer menggambarkan bahwa manusia:
Tidak hidup sendirian
Dijaga oleh empat energi kelahiran
Dibentuk oleh empat unsur alam
Dan dikendalikan oleh satu pusat: Diri Sejati
#wetonjawa,#primbonjawa,#kakangkawahadiariari,#pituturjawa,#spiritualjawa

Jin

APA ARTI JIN? J-N-N  ج ن ن Kata جَنٌّ (junn) pada dasarnya berarti menutupi atau menyembunyikan. Raghib mengatakan bahwa جَنٌّ (junn) bermak...